Sabtu, 26 April 2014

Tugas TOU 2 Minggu Ke-2


Q : Keputusan tersulit apa yang pernah Anda ambil?

A :
Mungkin pertanyaan di atas sudah pernah kita dengar, entah orang lain yang bertanya ke kita maupun kita yang mempertanyakan hal tersebut ke orang lain. Jujur, dari awal saya diberikan pertanyaan ini sampai hari dimana saya menulis tulisan ini saya masih belum bisa menemukan jawaban yang tepat. Saya mempertanyakan hal ini ke temen-teman saya, namun saya masih belum menemukan referensi untuk menjawab pertanyaan ini. Sampai akhirnya saya menanyakan pertanyaan ini ke sahabat-sahabat saya semenjak SMA dan disina lah saya menemukan jawaban yang tidak saya pikirkan.

Teman-teman kampus yang saya tanyakan mengenai hal ini menjawab, "keputusan tersulit gue itu milih kampus" , "kalo gue sih keputusan yang tersulit yang pernah gue ambil ya milih jurusan" tapi dari jawaban mereka itu saya masih kurang sependapat. Kenapa? Karena setelah saya pikir bukan hanya itu saja yang membuat saya merasa bingung untuk mengambil keputusan. Pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa keputusan  tersulit yang pernah dan masih sampai saat ini saya ambil adalah disaat saya harus memilih antara menjadi seorang anak yang menuruti apa kata orang tua tapi bertolak belakang dengan keinginan diri sendiri atau menjadi seorang anak yang keras kepala dengan keinginan diri sendiri dan "menutup mata-telinga" untuk orang tua. 

Ya, hal itu lah yang sampai saat ini masih saya rasakan, dan sampai saat ini juga saya memilih untuk menjadi seorang anak yang menuruti apa kata orang tua tapi bertolak belakang dengan keinginan diri sendiri. Dalam kasus saya ini, orang tua saya selalu mengarahkan saya untuk memilih sebuah keputusan dimana keputusan itu lebih sering bertolak belakang dengan keinginan pribadi saya namun pada akhirnya saya mengikuti apa kata mereka dengan pola pikir "yaudah aku ngikut aja, toh kalo aku milih kemauan sendiri nanti mamah papah banyak alasan buat nolaknya." Dari situlah semua berawal jalan hidup diri saya sendiri yang seharusnya saya sebagai penentu sebuah pilihan namun pada kenyataannya orang tua saya lah sang penentu itu. Bukan hanya satu atau dua pilihan, namun hampir semua pilihan hidup ditentukan oleh mereka.

Disaat-saat saya masih bersekolah, saya mungkin meresa sedikit tertekan dengan kemauan orang tua yang menuntut A lah, menuntut B lah tapi semakin dewasa saya semakin mengerti tujuan mereka. Mereka hanya ingin yang terbaik buat anaknya. Mereka hanya tidak ingin kalau anaknya merasakan kesulitan. Mereka hanya mau anaknya mempunyai kehidupan yang layak di kemudian hari. Ya, mereka hanya ingin saya sebagai anaknya mempunyai kehidupan yang baik nantinya.

Dan saya tidak menyesal mengambil keputusan sebagai seorang anak yang menuruti apa kata orang tua tapi bertolak belakang dengan keinginan diri sendiri. Karena seperti yang telah saya sebutkan diatas, selain itu saya sudah merasakan keuntungan saya mendengarkan apa kata orang tua saya. Apabila saya memilih pilihan yang satunya, mungkin sekarang ini saya tidak ada di titik dimana saya bisa berkuliah dan memiliki teman-teman dan sahabat-sahabat yang mengerti saya.

Dengan post ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga unutk kedua orang tua saya, dukungan dan motivasi dari mereka lah yang membuat saya dapat menjadi seorang Graha Tantry Praba yang sekarang ini. Lalu, saya juga ingin mengucapkan terimakasih buat sahabat-sahabat saya ELFIVOS karena berkat mereka saya dapat menyelesaikan tugas ini.